Kebaikan: Menolong (I)
Menolong
Apa
yang terbesit dipikiranmu jika mendengar kata Menolong?
Bagaimana
kamu memaknai kata-kata Menolong?
Mudah
atau Sulit kah bagimu untuk menolong orang lain?
Yang
terpenting…
Pernahkah
kalian merasa ditolong orang lain??
Saya
sebetulnya mau share sedikit cerita yang sebenarnya tidak perlu dishare karena
hanya akan mengundang ria atau kesombongan. Tetapi, jika ada buah yang lebih
baik untuk dipetik, mengapa tidak? Toh, untuk kebaikan jua. Saya yakin pembaca
pun juga dapat berpikir secara dewasa. Dapat memilih mana maksud yang baik dan
mana maksud yang buruk .
Tulisan
kali ini bertemakan tentang hal yang paling sederhana dalam hidup kita, yakni
aktivitas Menolong. Saling tolong-menolong sepertinya ciri khas kultural orang
Indonesia yang (masih)-dan juga kita semua berharap- Tidak pernah/akan hilang.
Karena kegiatan yang satu inimerupakan salah satu ciri khas kita sebagai Mahluk
Tuhan. Bahkan, mungkin tanpa kita sadari tidak hanya manusia, binatang pun
melakukan hal yang sama, tumbuhan pun mungkin demikian. Begitu mulianya
kegiatan menolong. Meskipun pada kenyataannya ada pula yang melakukannya untuk
tujuan yang negatif sehingga makna Menolong pun dapat menyimpang.
Kegiatan
Menolong juga mengajarkan kepada kita tentang hukum Sebab-Akibat. Saya dapat
bercermin pada pengalaman yang saya alami sendiri dan dari
pengalaman-pengalaman orang lain pula yang saya lihat. Berikut salah satu
contohnya..
Begini ceritanya…
Beberapa
waktu yang lalu saya baru pulang dari tempat kost. Sore seingat saya. Saya
berencana mengambil uang di ATM untuk membayar taksi yang saya tumpangi. Maka,
berkunjung lah saya ke ATM terdekat, yang kebetulan ada di salah satu pertokoan
waralaba (hitung-hitung sekalian Jajan, hehe). Saya mengantri di belakang salah
seorang ibu-ibu yang juga sedang mengambil ATM. Namun, kelihatannya si ibu ini
aga tergesa-gesa melakukan tranksaksi di ATM nya sehingga pada akhir
tranksaksinya rupanya justru ia tak mengambil uangnya dan hanya mengambil kartu
ATM nya saja. Mungkin kisaran Rp 200.000,- atau lebih. Karena terlihat begitu
tergesa-gesanya, ia langsung saja menghampiri pintu keluar toko.
Sontak,
saya langsung memanggil ibu itu dan memberi tahu bahwa uang yang baru saja
dikeluarkan olehnya belum terambil. Meskipun mungkin hanya Rp 200.000,- uang
tetaplah uang, ia ada fungsinya. Mengambilnya pun tak tega juga tak arif karena
sedikit atau banyak uangnya, itu adalah tetap rezeki yang bukan milik saya.
Kemudian, Ibu itu mengambil uangnya dan mengucapkan terima kasih kepada saya.
Saya sangat senang sore itu bisa melakukan hal positif yang mungkin sangat
kecil namun saya berharap bisa bermanfaat bagi orang lain. Tuhan selalu
memiliki cara menuntun Hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, pikir saya waktu itu.
Singkat
cerita.. Seminggu setelahnya, Saya berupaya untuk kembali ke kost. Namun,
karena saya belum mengambil uang, saya mendatangi toko waralaba untuk mengambil
uang di ATM. Di tempat yang sama persis ketika saya menolong ibu-ibu itu. Dan
entah kenapa saya pun merasa tergesa-gesa, dan memiliki perasaan tidak enak
sesaat setelah mengakhiri tranksaksi di ATM. Seperti ada yang mengganjal,
terlupa. Benar saja, bukan seperti ibu itu yang uangnya ketinggalan, namun ATM
saya yang lupa dicabut. Alangkah beruntungnya saya ada mbak2 yang saya juga tidak
tahu itu siapa, segera memberi tahu sesaat setelah saya juga mau
meninggalkan toko, bahwa ATM saya masih tertinggal di mesin ATM. Saya pun
mengucapkan terima kasih kepada mbak2 itu. Saya sangat bersyukur. Bagaimana
jadinya jika saya kehilangan ATM saya, (apalagi juga anak kost, penting banget
tuh) -___-“
Setelah
itu, saya berfikir, mungkin kah itu hanya kebetulan karena saya pernah menolong
ibu2 pada minggu lalu dan saya teledor di minggu setelahnya sehingga saya
ditolong balik?. Apapun penjelasannya, satu hal yang saya percaya bahwa sekecil
apapun perbuatan baik, pasti dibalas oleh Tuhan. Karena, Tuhan Maha Melihat dan
Maha Mengetahui.
“Saat
kita menolong orang lain, saat itu juga kita sedang menolong diri kita sendiri
pada waktu dan tempat yang tidak akan terduga oleh kita suatu saat…” –Saya-
Semoga
kisah diatas dapat bermakna dan bermanfaat bagi semua..
Komentar
Posting Komentar