[MOVIE REVIEW] BEGIN AGAIN (2013)
BEGIN
AGAIN
![]() |
Cover: http://beginagainfilm.com |
Salah satu alasan mengapa saya menyukai
produksi film Amerika adalah karena banyak ceritanya dalam ragam genre apapun
yang memberikan inspirasi, betapapun bagi sebagian orang yang “kritis”
mengatakan bahwa film Hollywood hanya memberikan suguhan cerita yang mengundang
kesadaran palsu. Kita menonton dan terkesima olehnya padahal kita sedang
memberikan banyak uang kepada kapitalis. Barangkali memang benar, mungkin
memang benar.
Tapi tak lupa, ada semacam pikiran
seorang moralis atau mereka mencintai hal-hal positif juga memotivasi yang saya
kira cukup terkenal, “Lihatlah sisi positifnya!”. Lucu memang, tapi ada
benarnya juga.
Hanya pada akhirnya, saya tetap
mengikuti kata hati saja. Tontonlah apa yang ingin kamu tonton. Hanya dengan
cara itu kamu bisa terbebas dari kekangan moral atau tekanan logis dari hal-hal
yang berada di luar dirimu sendiri. Pun, dirimu punya pemikiran yang berbeda
dari apa yang ku tulis, it’s okay, kamu bisa percaya pada dirimu sendiri, yang
penting tetep enjoy nonton filmnya.
Seperti film yang disutradarai oleh John Carney pada tahun 2013 ini. Setelah film ini selesai, saya berpikiran bahwa tidak
mungkin kebetulan saya menonton film ini tanpa alasan. Yes, saya sedang
memiliki masalah tapi di saat itu pula ada ‘sesuatu’ yang bisa mengangkat atau
minimal mengembalikan saya pada jalur emosi yang stabil. ‘Sesuatu’ itu adalah
film ini.
Sesuai judulnya bila diartikan kedalam
Bahasa Indonesia, saya… Memulai kembali.
Selayang Pandang
Dan (Mark Ruffalo) seorang produser
dapur rekaman independen yang nyeleneh, semaunya sendiri dan urakan memiliki
problem di ujung karir karena ternyata selama kurang lebih 5-7 tahun tidak pernah
menemukan calon musisi yang menurut standarnya “layak” untuk dipromosikan. Mau
tak mau, ia sementara waktu harus didepak dari kantor yang dibuatnya sendiri
bersama temannya, Saul (Yasiin Bey).
Ditambah, narasi tentang keluarganya
yang ternyata juga sama runyamnya. Khususnya, relasi canggung dengan istrinya,
Miriam (Catherine Keener) seorang wartawan musik dan anaknya, Violet (Hailee
Steinfeld) seorang remaja tanggung. Sebuah penggambaran yang umum dan sering
digunakan di banyak film Hollywood.
Menit-menit awal tentang seberapa
terpuruknya Dan akan cukup membuat kita dapat bersimpati dengannya. Sampai
akhirnya ia bertemu dengan Gretta (Keira Knightly) di sebuah bar open mic. Gretta adalah seorang penulis
lagu atau semacam songwriter yang
juga musisi. Ketika Gretta menyanyikan sebuah lagu, Dan membayangkan bagaimana
seandainya lagu yang Gretta nyanyikan dengan desperately itu bisa diiringi dengan band pendukung. Ia berpikir
ini adalah kesempatannya menemukan musisi untuk mengembalikan karirnya.
![]() |
Violet & Dan |
Yang menarik untuk disadari adalah
karakter Dan ketika bertemu Gretta, ia seperti berada di tengah-tengah karena
ambisi pribadinya untuk menemukan seseorang yang menurutnya berkualitas dan
juga bersikap pragmatis, senang menemukannya karena alasan finansial. Satu hal
yang pasti, pertemuannya malam itu dengan Gretta mengubah segalanya.
Tak lupa, Gretta pun memiliki masalah
yang sama serius dan prinsipilnya dengan pacarnya, Dave (Adam Levine).
Bagaimana mereka berdua nantinya akan
bekerja sama? Bagaimana mereka akan menyelesaikan masalah pribadi
masing-masing? Coba deh tonton sendiri yah. Percaya, film ini ga akan
mengecewakan kamu deh…
Profesional
Ada kalanya kita tetap harus bersikap
professional dengan segala keahlian, passion dan segala apapun yang kita tekuni.
Sekalipun, kita sedang berada dalam satu situasi tersulit atau kita sedang
berada terjebak dalam posisi terbawah dalam kehidupan kita sendiri. Dan yang
lebih penting, kita tentu harus memiliki keahlian itu sendiri.
Begitu pula dengan Dan juga Gretta. Saya
belajar banyak dari mereka berdua. Dan nantinya akan bekerja sama membuat
sebuah album demo bersama dengan Gretta dengan cara yang tidak biasa. Inti
misinya mudah, mereka harus secepatnya membuat demo musik itu dan memberikanya
kepada Saul. Problemnya, mereka tidak memiliki dana dan studio rekaman. Lantas
apa yang mereka lakukan?
Dan berpikir di luar kotak untuk
melakukan rekaman di seluruh tempat yang memungkinkan di New York. Darinya,
saya belajar bahwa untuk berkreasi kita tidak harus melulu menunggu modal besar
atau kita bisa memulai tanpa modal sekalipun selain diri kita dan keahlian kita
sendiri. Make a chance by yourself!
Yang membuat saya kagum adalah
bagaimana tokoh Dan ini gesit dari mulai mengumpulkan segala elemen yang
dibutuhkan dengan cara-cara yang kocak abis dari mulai mengumpulkan pemain band
sampai ketika proses rekamannya dengan alat dan tempat seadanya.
![]() |
Awal mereka rekaman. Sumber: http://beginagainfilm.com/#/mediagallery |
![]() |
Rekaman sampai diusir. Sedih T__T. http://beginagainfilm.com |
Hasilnya? Well, tidak ada yang tidak
terbayar dengan hasil maksimal ketika kita berusaha keras.
Bahkan, Dan mengajak Violet, anaknya, untuk
ikut mengisi satu trek di album itu dengan nimbrung main gitar listrik.
![]() |
Rekaman sampai dimarahin tetangga. http://beginagainfilm.com |
Oh iya, ada beberapa poin penting di
sini. Kepercayaan dalam relasi professional kepada keluarga, teman dan siapapun
itu sangatlah dibutuhkan. Terbukti, baik Dan kepada anaknya maupun Gretta
kepada temannya, Steve (….). Kepercayaanlah yang menjadi simpul moral di balik
kesuksesan demo ini kelak. Bahkan, kepercayaan dapat mendorong terciptanya
modal sosial yang sangat kuat antar sesama. Hal ini dibuktikan di akhir cerita.
Dan, akhir cerita bahagia untuk film
ini.
***
Well, banyak banget yang saya pelajari
dari film ini. Meski tentu film ini tidak luput dari kekurangan meskipun tidak
terlalu mengganggu ya. Salah satunya adalah teman-teman yang tanpa alasan kuat
bertemu dengannya untuk membantu projek demo musik. Tiba-tiba datang dan
terlihat akrab dengannya. Atau, mungkin saja sang sutradara sengaja
mensettingnya demikian, yah, tak apalah.
Saya tetap suka film ini yang meski
mengambil tema musik, lagu tapi tidak berbelit-belit dengan penjelasan
musikalitas seperti banyak film sejenisnya. Ditambah, penguatan premis bahwa
relasi Dan dengan Gretta tidak akan lebih dari seorang rekan kerja. Bahkan, di
akhir cerita, ketika CD booming, mereka hanya menjualnya cuma-cuma dengan harga
1 dollar dan itupun online. Mereka membuktikan bahwa lirik, lagu dan musik
bukan sekedar alat jualan.
Soundtrack di film ini juga enak-enak. Salah satu favorit saya berjudul "Lost Stars" yang dinyanyikan oleh Adam Levine sendiri. Coba deh download lagunya..
Kutipan bait liriknya yang bikin nyeess...
“God, tell us the reason
Youth is wasted on the young
It’s hunting season
And the lambs are on the run
Searching for meaning
But are we all lost stars
Trying to light up the dark
…
And I thought I saw you out there crying
And I thought I heard you call my name
Oh, Just the same”
Film drama ini benar-benar so sweet dan membuat saya ingin
“memulai kembali”…
Komentar
Posting Komentar