Edisi Halloween Part 2: Penggalan Historis Film Horror Klasik Indonesia dan Rekomendasi



Penggalan Historis Film Horror Klasik Indonesia



Ouw Phe Tjoa (Siluman Oelar Poeti)

(1934)
 
Poster Siloeman Oelar Poeti

Film ini dibuat kurang lebih 8 tahun sejak film bicara dibuat di Amerika. Film ini dibuat oleh The Theng Chun. Cerita di film ini sebetulnya berangkat dari sejarah tiongkok yang terkenal di zaman Hindia Belanda. Kisah dalam film ini sebetulnya mengangkat cerita aksi dan drama ketimbang dikategorikan sebagai film horror. Namun ide cerita mengenai siluman menjadi cerita yang jarang pada masanya. The Theng Chun sendiri lebih menitikberatkan teknik atau “trick” fotografi yang boleh dibilang luar biasa pada masanya seperti benda bisa terbang, orang bisa berubah menjadi hewan atau orang bisa menghilang.
 
Film ini bercerita tentang seorang ular putih yang berubah wujud menjadi perempuan cantik dan menikah dengan seorang bernama Han Bun. Namun sepertinya terdapat stigma negatif terhadap wanita “jadi-jadian” itu. Padahal, sebetulnya siluman ular putih itu sangatlah baik kepada manusia, terlebih kepada suaminya. Namun apa mau dikata, sesaat setelah melahirkan anaknya, siluman ular putih menyerah ketika ditangkap oleh Hai Sian Su dan kemudian ia menitipkan bayinya kepada Han Bun.


Film ini pada masanya boleh dibilang sukses besar karena memiliki kekuatan utama pada ceritanya yang menggambarkan kekejaman manusia terhadap siluman tanpa mempertimbangkan kebaikan-kebaikan hanya karena semata-mata wanita tersebut wanita “jadi-jadian”.

Setelah film ini laku dipasaran, mulai banyak diproduksi film dengan ide-ide mengenai siluman. Beberapa diantaranya adalah Ang Hoi Djie (1935), Ti Pat Kai Kawin (1935), Pan Sie Tong (1935), Lima Siloeman Tikus (1936) dan Anaknja Siloeman Oelar Poetih (1936) sebagai lanjutan dari film Siloeman Oelar Poeti.


Tengkorak Hidoep

(1941)

Poster Tengkorak Hidoep


Film yang digagas oleh Tan Tjoei Hock ini muncul pada bulan Oktober 1941. Berkisah tentang khayalan tentang masyarakat primitif, dimana Tan Tjoei Hock menggunakan trick fotografi kuburan yang disambar api lalu keluar api dan kemudian banyak muncul tengkorak yang bisa bergerak. Film ini laku di pasaran, khususnya untuk penonton kelas bawah.





Film Horror Klasik Indonesia Terbaik Era 1980an






Pengabdi Setan
(1980)


  
Jujur saja, dari keseluruhan film horror kalsik Indonesia, saya sangat memfavoritkan film ini. Boleh dibilang, inilah awal ide tentang mayat hidup atau “Zombie” masuk dan mewarnai film horror Indonesia. Bercerita tentang sebuah keluarga kelas atas yang baru saja ditinggal ibu nya meninggal sehingga menyisakan satu ayah dan dua anak: perempuan dan laki-laki. Sejak kematian ibunya, keluarga memanggil seorang pembantu untuk beres-beres rumah. Namun justru setelah kedatangan pembantu tersebut, terjadi hal-hal aneh. Sialnya, keluarga ini juga bukan keluarga yang agamis. Bagaimana kisah terornya? Silahkan tonton sendiri ya.



Beberapa adegan menyeramkan adalah ketika anak laki-lakinya tidur, tiba-tiba kaca jendela anda diketuk-ketuk dari luar dan ternyata arwah ibunya yang datang. Dengusan nafas salah seorang pegawai rumah yang diperankan oleh alm. Him Damsik dan memanggil-manggil, “Deenn.. Deeenn Tomii” dan terakhir terror orang-orang yang sudah meninggal tiba-tiba bangkit dan masuk ke rumah keluarga tersebut… 

Bahkan film ini sangat terkenal di negara Jepang. Hmm. What a terrific!

Cover Satan's Slave versi Jepang


Mystic In Bali
(1981)




Film ini juga sangat-sangat terkenal pada masanya bahkan terkenal di dunia internasional. Mengambil latar cerita di Bali dengan mengangkat urban legend disana seperti Leak. Untuk ukuran film yang diputar di tahun era 80an, mengangkat teknologi film menggunakan laser-laser untuk keperluan aksi sangatlah luar biasa dan sangat perlu diapresiasi.






Bayi Ajaib
(1982)


Aha! Kalau rindu bagaimana gambaran kehidupan sosial-politik pada tahun era 80an, maka film ini wajib anda tonton untuk di hari Halloween. Bercerita tentang upaya yang para calon pemimpin desa untuk menjadi pemimpin desa. Kurang lebih seperti pertarungan politik di tingkat desa. Di film ini kita akan diperlihatkan secara tidak langsung bahwa banyak cara-cara dari yang paling buruk hingga yang baik: dari minta bantuan dukun atau kekuatan supranatural, money politics dan dengan jalan demokrasi yang baik. Film ini menyuguhkan pertarungan itu. 

Ketiga Calon Lurah

Wujud Alberto Dominiq

Lantas, dimana letak seramnya? Calon lurah yang pertama meminta bantuan leluhur dengan membongkar kuburan Alberto Dominique ternyata malah membawa masalah. Dimana, istri dari calon lurah yang tengah mengandung, diperkosa oleh tengkorak Alberto Dominique tersebut kemudian melahirkan anak dan kemudian anak itu ketika beranjak kanak-kanak, ia malah menjadi anak ajaib dikarenakan kekuatan yang luar biasa. Disunat tidak bisa, mendorong temannya hingga langsung terjatuh dan teriak-teriak kala mendnegar suara Adzan. Ternyata, anak itu selama ini dirasuki roh Alberto Dominiq tadi.


Pada akhirnya anak itu disembuhkan oleh Ustadz dan kemudian anak itu menjadi anak-anak biasa lagi. Hanya saja yang membuat merinding itu sosok dari Alberto Dominiq nya. Cukup menyeramkan. Film ini sekaligus memberi pelajaran bahwa kehidupan politik dan kekuasaan hanya bisa dibangun dengan cara yang baik-baik dan rasional.

Well, Itulah kiranya beberapa film horror klasik Indonesia yang layak ditonton di hari Halloween :)

Note: Nanti bila memungkinkan saya juga akan sharing film-film Indonesia selanjutnya tahun 2000an ke atas yang layak tonton yah.. Trims

Sumber:
Terkhusus untuk film Siloeman Oelar Poeti dan Tengkorak Hidoep, penulis mengambil referensi dari buku koleksi pribadi "Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film di Jawa" tulisan Misbach Yusa Biran, Terbitan Komunitas Bambu







Komentar

Postingan Populer