Menulis di Kolom Argumentasi Kompas Kampus
Haloo,
pembaca yang Arif…
Apa
kabar? Semoga baik dan dalam keadaan sehat ya…
Hari
ini saya cukup senang karena mendapat kejutan kecil-kecilan di pagi hari dan mungkin saja
tidak bermakna apa-apa untuk orang lain. Tulisan Argumentasi saya masuk rubrik
Kompas Kampus hari ini. Ya, sekali lagi mungkin tak bermakna atau mungkin ada
anggapan “Ah, biasa aja tuh” bagi
sebagian orang, lagipula hanya beberapa paragraf pendek saja.
Namun,
bagi saya, ini merupakan merupakan hal yang berharga dan bermakna untuk saya.
Karena bagaimanapun, tulisan sependek apapun saat bisa masuk ke kolom Surat
Kabar –Sekelas KOMPAS pula- bisa jadi kebanggan tersendiri bagi saya. Tentu juga memperhatikan kualitas.
Mengapa begitu bermakna?
Karena secara personal, saya sedang mengejar ‘keterlambatan-keterlambatan’
saya. Maksudnya, saya sebenarnya ‘agak’ terlambat mendapat informasi selama
tiga tahun kuliah dan tidak menyadari bahwa ada berbagai kesempatan untuk
menulis di Koran. Tidak update
katakanlah.
Sungguh
naif rasanya ketika saya juga tidak berfikir ada ‘imbalan’ semacam hadiah/honor bila berhasil menulis di Koran. Tapi lambat laun, saya merasa jauh lebih senang ketika
mementingkan untuk menikmati prosesnya saja. Toh, bila tulisan masuk dan
diterbitkan saja sudah bersyukur. Kalau gagal, mari dicoba kembali. Sekaligus,
menambah pengalaman sembari menambah kualitas tulisan kita juga.
Rubrik
Kompas Kampus memang merupakan rubrik yang dikhususkan kepada Mahasiswa. Rubrik
ini memberikan kesempatan untuk menulis: Pertama, Komentar/Argumentasi atas suatu ‘Tantangan’
yang diberikan setiap minggunya. Kedua, kalian bisa menulis suatu liputan
tentang suatu kegiatan, acara Kampus misalnya.
Tentu
dua kolom dalam satu rubrik tersebut merupakan kesempatan ‘emas’ bagi kita para
Mahasiswa untuk mencoba –tidak hanya sekedar mencoba peruntungan dan
‘coba-coba’- tetapi, memang pure
untuk melatih kemampuan menulis kita.
Nah,
minggu kemarin, tantangannya adalah memberikan komentar tentang bagaimana cara
mendapatkan sumbangan dana bagi korban bencana dengan cara yang lebih ‘elegan’
dan lebih ‘layak’ apalagi dilakukan oleh Mahasiswa. Karena tidak jarang, banyak
Mahasiswa menggalang dana dengan cara meminta-minta. Tentu tidak elok kan? Meski niatnya baik. Tentu
akan banyak komentar yang bermunculan. Nah inilah tantangannya, bisa kah kita
menulis dengan ide yang menarik dan berbeda?
![]() |
Tulisan saya yang dimuat di Rubrik Kompas Kampus |
Fyi,
rubrik Kompas Kampus hadir di harian KOMPAS yang terbit setiap hari Selasa.
Jadi coba aja setiap hari Selasa beli koran Kompas, lalu kamu coba lihat-lihat
dulu bagaimana tulisan-tulisan sebelumnya. Di Kolom Argumentasi jika tulisanmu
dimuat, lumayan loh, narsis sedikit
karena tulisan kita akan dipampang dengan foto kita. He he…
Tentu
kita harus sepenuhnya tahu bahwa saingannya sangat banyak. Imbalannya pun ada.
Namun, apa yang terpenting adalah kita coba curahkan ide-ide kita, buat menarik
dan berbeda. Gunakan bahasa yang santun dan alur tulisan yang jelas sesuai tema
tantangan yang diangkat. Oh iya, kalau kamu mau tahu info-infonya follow saja
akun twitternya, di @kompaskampus
Oke, beberapa langkah-langkahnya:
Oke, beberapa langkah-langkahnya:
Buat tulisan argumentasimu di Ms.Word (Buat komentarmu paling banyak 1 halaman)
Buat biodata dirimu di Ms.Word juga (jangan lupa alamt rumah, Status Mahasiswa, no.Telp/HP, Email dan Twitter mu)
Siapkan Foto Dirimu
Setelah 3 item diatas sudah terkumpul (Argumentasi, Biodata Diri, Foto) kirimlah ke Email Kompas Kampus di redaksikompaskampus@gmail.com
Ingat, ketiga item diatas harus diattach file ya. Jangan dicopy ke body email.
Terakhir, jangan sampai lupa kamu berikan sepatah dua patah kata untuk mengirimkannya. Agar terlihat lebih sopan.
Oh iya, jangan kamu lupa juga biasakan kirim dengan segera. Minimal hari pertama setelah kamu tahu tantangannya. Ini agar supaya tulisanmu 'dilihat' oleh redaksi (tentu dengan memperhatikan kualitas tulisanmu juga)
Kalau
gagal? Coba lagi.. Perbaiki apa yang kira-kira kurang..
Kalau
gagal lagi? Coba lagi.. Gagal lagi?? Kalau kamu berhenti, mungkin saja kamu
membiarkan dirimu ‘gagal’. Harapan saya, kalian jangan berhenti mencoba. Terus
menulis. Meski ini sangat sederhana dan biasa dianggap kurang penting, namun,
ada masanya dimana kita akan menikmati hasilnya. Di lain waktu… Di lain tempat…
Di lain kesempatan.
Setahu saya, yang besar selalu diawali dari yang kecil. Yang banyak selalu diawali dari yang sedikit. Mungkin saat ini tulisanmu masih sedikit dan 'belum' dilihat orang. Tapi jika kamu konsisten menulis. Kedepannya, manfaat pasti akan muncul dengan sendirinya.
So,
apakah kamu tertarik melatih kemampuan menulismu di koran? Ini baru satu, belum
kesempatan menulis di rubrik koran-koran lainnya. Cari informasi sebanyak-banyaknya!
Semangat
menulis! Konsisten Menulis!
Terima
Kasih
Semoga
Bermanfaat
Wah, tulisannya keren banget mas bro!
BalasHapusBisa masuk Koran Kompas. Aku juga ingin nyoba, eh tapi ngga pede.. takut ditolak bro!!
Nice posting.. terimakasih atas motivasinya. Yang penting, “jangan menyerah, dan jangan kapok” kalau tulisan kita belum dimuat..
Halo Agha. Trims atas pujiannya.
BalasHapusIni juga kali pertama saya mengirim tulisan ke Kompas Kampus. Saya juga ragu dan ga pede.. Awalnya.
Tapi akhirnya saya berfikir bahwa saya yang masih berstatus Mahasiswa dan paling penting memiliki kesempatan yang sama besarnya dengan Mahasiswa lain.. Maka saya coba :)
Mas, kalau udah diterima, dari kompas langsung memberi jawaban di email atau bgmn?
BalasHapusMas, kalau udah diterima, dari kompas langsung memberi jawaban di email atau bgmn?
BalasHapusSaya baru saja jadi mahasiswa dan langsung terpikir untuk mengirimkan tulisan saya ke Kompas. Doakan, ya, kak. Semoga tulisan saya bisa dimuat :)
BalasHapusNgomong-ngomong, honornya apa kak? :D hehehe
Keren kak tulisannya. Terimakasih
BalasHapuskomentar yang bagus,,mkasish tas sharenya
BalasHapus